Selasa, 04 September 2012
Generasi Intelektual Profetik Proyek Percontohan Kebangkitan Bangsa
Intelektual profetik adalah sebuah akronim. Pengabungan dari dua kata yang di serap dari bahasa inggris yakni kata intelectual (orang pandai, teknokrat, moralis) dan Prophet (nabi) dan diindonesiakan dengan intelektual profetik yang berarti orang pandai atau ilmuwan dan kenabian.
Namun itu hanya arti secara harfiah, dan arti sebenarnya yang di maksud di sini bukanlah seperti itu. Kusumaatmaja mengartikan intelektual profetik sebagai intelektual yang mampu menyelaraskan antar hasil penalaran akal dengan hasil penalaran wahyu. Dalam paradigma gerakan yang di susun oleh tim dari sebuah organisasi kepemudaan yakni KAMMI dikatakan bahwa intelektual profetik ialah sosok ilmuwan yang meletakkan dasar keimanan sebagai ruh atas penalaran akal dan penalaran wahyu.
Dengan kata lain sosok yang tercermin dalam seorang yang memposisikan diri sebagai intelektual profetik adalah dua karakter kepribadian yakni sosok intelektual yaitu sosok yang memiliki analisis keilmuan yang mapan, teknokrat dan moralis. Serta didalamnya ada sosok yang mencirikan kenabian. Dengan kata lain seorang yang memiliki konsep agama dalam menjalani kehidupannya. Segala sudut pandangnya terhadap persoalan dunia selalu berdasarkan pada ajaran nabi yakni wahyu tuhannnya atau perkataan serta perbuatan yang dicontohkan oleh nabinya. Dan sosok intelektual profetik adalah penggabungan dari karakter dua sosok tadi. Karakter individu yang dapat membedakan di mana batas akal yang tidak dapat diselesaikan oleh nalar dan kemampuan pengetahuan maka secara subtansial harus di kembalikan kepada esensi dasar ketuhanan bahwa alam semesta dan apapun yang terjadi di alam ini tidak lepas dari kontrol tuhannya sehingga mendorong ia selau bergerak dalam koridor tuhannya.
Konsep intelektual profetik adalah prototipe individu yang seharusnya menjadi sosok generasi manusia. Karena tiap karakter yang terbentuk berdasarkan pemahaman ilmu yang seimbang antara akal dan dan analisa pemikiran dengan konsep penalaran wahyu akan menghasilkan ilmuwan yang sanggup menjelaskan keterkaitan alam berdasarkan penalaran akal dengan analisa konsep ketuhanan sebagai landasan akidah yang membuat manusia tidak lupa akan kodratnya sebagai makhluk.
Keterkaitan antara aspek akal dan wahyu sangatlah penting. Hal ini di karenakan pada satu titik nadhirnya akal tidak akan dapat memecahkan seluk beluk alam ini dikarenakan keterbatasan manusia akan kemampuannya. Sehingga kesadaran akan konsep ketuhanan sangatlah berperan penting sehingga manusia dengan keterbatasan akalnya akan dapat mengelola akalnya sendiri sehingga tidak kehilangan akalnya atau gila karena sudah berada pada tahap kritis batas akhir dari kemampuan otak untuk mengolah segala konsep akal. Dan hal inilah yang menjelaskan bahwa sebenarnya manusia ini fana dan di butuhkan kekuatan kekal yang ghaib (di luar nalar akal) untuk mengotrol alam ini.
Intelektual profetik adalah ungkapan yang memiliki makna yang cukup dalam dan luas. Konsep intelektual profetik mencerminkan sebuah generasi yang hidup berdasarkan ilmu pengetahuan yang logis namun memiliki kesadaran yang tinggi akan aspek ghaib yang akan menghasilkan kualitas hidup yang harmoni, generasi cerdas yang sadar tidak semua beban harus dipikul sendiri. Sebuah kesadaran berarti bahwa akan tetap ada tempat berharap, mengantungkan diri dan menaruh semua beban. Ada konsep tentang ketuhanan sebagai rabb pemilik semesta alam dan tempat manusia mengantungkan dan menaruh harapannya. Tepatnya menjawab pertanyaan kepada siapa manusia harus berharap. Pemikiran seperti ini akan melahirkan generasi tangguh yang jauh dari sikap putus asa.
Sekilas konsep ketuhanan sekarang sudah menjadi sebuah pemikiran yang tidak terbantahkan. Tentang teori keagamaan bahwa tuhan itu ada dan manusia butuh kepada tuhannya. Dapat di ambil pelajaran ketika pasukan Rusia ketika masih Uni Soviet dengan sosialisme dan komunismenya menolak kehadiran tuhan dengan kata lain mereka bentuk lain dari ateisme. Para pasukan menolak bertempur karena tujuan mereka bertempur untuk mendapat kehidupan yang layak, sedangkan perang hanya akan membawa mereka kepada kematian. Dan pada akhirnya juga sistem tersebut hancur dan uni soviet runtuh.
Bukti esensi dasar manusia membutuhkan tempat bersandar yang mampu memberikan ketenangan yang tidak dapat di berikan oleh manusia. Dan dengan teknologi yang ada saat ini manusia semakin banyak melakukan penemuan yang mengarah kepada konsep keradaan tuhan itu nyata hanya saja ghaib bagi manusia. Banyak bukti sejarah yang ditemukan oleh manusia baik sejarah, ilmu terapan mengarah kepada kebenaran konsepsi nalar wahyu tentang tuhan. Begitu banyak peristiwa zaman dulu baru terungkap sekarang dengan keberadaan tenologi dan penemuan alam yang luar biasa yang sudah lebih dulu dikabarkan dalam Al-Quran, kitab suci umat Islam yang turunnya jauh sebelum manusia menemukannya. Jauh sebelum kemampuan teknologi mendukung seperti sekarang dan pada zaman tersebut konsep tentang keimananlah yang membuat mereka percaya dan terhindar dari beban pikiran yang tidak sanggup mereka tanggung.
Dalam sejarah kenabian Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau memberitakan tentang Isra' Mi'raj namun banyak yang tidak percaya. Dan dengan konsep keimananlah Abu Bakar salah satu sahabat beliau dapat membenarkan dan akhirnya diikuti oleh yang lain bahwa mereka mendapat perintah shalat langsung dari langit dengan masa waktu satu malam. Tidak ada teknologi yang membuat orang percaya waktu itu. Dan dengan teknologi sekarang orang dapat membuat wahana berkecepatan berkali lipat dari kecepatan cahaya maka tidak ada alasan untuk tidak membenarkan peristiwa tersebut dan ini kembali menegaskan tentang konsep ketuhanan. Perkirakan saja kecepatan cahaya per detiknya berapa. Jarak matahari ke bumi saja di tempuh cahaya dalam waktu delapan menit.
Ketika manusia bisa menganalisa segala kekuasaan tuhan. Mampu membaca apa yang disebut dengan ayat-ayat kauniyah sebagai bukti adanya tuhan. Maka akan ada keinginan lain untuk mengungkap seluruh rahasia alam dan dengan ilham dari Allah Ta'ala maka akan lebih banyak lagi ayat kauniyah yang mampu kita baca dan bertambahlah keyakinan akan keberadaan tuhan.
Dengan kesadaran seperti itu maka seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan akan berusaha untuk menggunakan ilmunya itu sesuai dengan koridor dari tuhannya. Akan muncul generasi-generasi yang akan berkerja sesuai dengan perintah dari tuhannya. Dan secara otomatis akan meninggalkan larangan tuhannya. Dan ketika itu terwujud maka terbentuklah kehidupan di mana kita akan hidup di dunia yang semua orang melakukan apa yang di sebut Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Kehidupan harmonis sesuai dengan cita-cita dari manusia.
Salah satu dari penyebab ketimpangan alam adalah ketidakpercayaan lagi pada konsep wahyu dari tuhan. Penolakan terhadap konsep ketuhanan berlangsung dengan masif dan memerlukan pencegahan. Berbagai kerusakan alam karena kemajuan teknologi dalam pemenuhan kebutuhan manusia dan terbentuknya jurang pemisah antara si miskin dikarenakan sistem pasar dan ekonomi sekarang merupakan efek dari pengejawantahan aspek ketuhanan yang dihilangkan pengaruhnya. Manusia sengaja menghilangkan aspek ketuhanan agar konsep tersebut tidak dapat menahannya dari berbuat hal yang merusak harmoni alam. Dan sebagian dari manusia lainnya tidak mampu untuk mengsinkronkan antara konsep nalar akal dan konsep nalar wahyu. Dan hal tersebut bisa terjadi dikarenakan pengejawantahan tentang pemisahan antara aspek kehidupan dengan aspek religius atau aspek ketuhanan sudah lama dibiarkan. Hal tersebutlah yang membuahkan ketimpangan dalam hidup ummat manusia tanpa mereka sadari.
Seorang ilmuwan terkenal penemu reaksi fusi yang sangat penting untuk proses pengolahan nuklir Albert Einstein pernah mengatakan, “Agama tanpa pengetahuan itu pincang, sedangkan pengetahuan tanpa agama itu buta”. Maka dapat diartikan jika seseorang memiliki konsep tentang nalar wahyu dengan landasan keimanan maka itu tidak terlalu buruk efeknya dan manusia masih dapat bertahan dengan apa adanya. Sedangkan penalaran akal tanpa tanpa dibarengi pemahaman konsep wahyu dan keimanan akan sangat berefek buruk. Hal itu ketika manusia terlena dengan kemajuan tanpa dibarengi landasan tanpa dilandasi dengan keimanan maka keserakahan tanpa memperhatikan keseimbanganlah yang akan terjadi. Karena keserakahan dan nafsu adalah fitrah sifat dasar manusia. Dan perlu dicatat Einstein mengatakan hal tersebut ketika ia menemukan bahwa partikel atom bergerak seimbang tanpa saling bertubrukan dan ia berpikir hal ini bukan sebuah kebetulan, harus ada yang mengaturnya. Ia membayangkan di perlukan rekayasa untuk membuat atom bertubrukan dan efeknya itu sangat dahsyat reaksi fusi sulit dihentikan. Siapa yang lupa bom atom yang meluluhkan kota Nagasaki dan Hiroshima. Ini sangat menegaskan bahwa konsep ketuhanan itu ada dan sangat penting untuk menguasai konsep penalaran wahyu agar ada keseimbangan dengan penalaran akal. Namun umat manusia sudah terlanjur membedakan antara konsep nalar akal dan nalar wahyu sehingga terlalu jauh tersesat dalam paradigma yang salah. Padahal antara keduanya itu berkaitan sangat erat.
Konsepsi nalar wahyu adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Hal itu dibuktikan selama manusia mempercayai apa yang disebut dengan masa depan dan harapan. Itu juga dikarenakan harapan dan masa depan itu merupakan hal yang ghaib (belum jelas kejadiannya). Belum tentu akan terjadi dan akan kita nikmati. Bisa saja kita mati besok harinya dan harapan hanya menjadi sekedar harapan dan tidak terwujud. Namun pada kenyataannya manusia percaya akan hal tersebut. Dan ini merupakan *sifat dasar juga dari manusia yang akan selalu membutuhkan tempat untuk berharap.*
Kesuksesan seorang trainer indonesia yang juga pengusaha Ari Ginanjar Agustian dengan konsep ESQ-nya merupakan sebuah kenyataan bahwa manusia butuh akan tempat untuk besandar. Dalam bukunya yang meraih best seller banyak membahas tentang konsep percaya akan kemampuan diri dan bantuan dari tuhan. Konsep Bismillah yang diejawantahkan olehnya itu mampu merubah cara pandang, hidup, serta motivasi hidup seseorang. Konsep Bismillah itu sendiri merupakan sebuah konsep yang berasal dari Al-Qur'an. Yakni kitab suci umat islam. Dan dengan arti dari bismillah itu sendiri yaitu dengan nama Allah. Dengan kata lain sama dengan menyebut dengan nama tuhannya bagi ummat Islam. Perlu diketahui bahwa bagi umat islam hanya ada satu tuhan yaitu Allah Ta'ala dan tiada sekutu baginya. Dialah tempat meminta dan tempat memohon petolongan.
Hal tersebut menegaskan bahwa konsep intelektual profetik merupak konsep yang ideal bagi generasi yang merindukan perubahan. Konsep gerakan intelektal profetik seperti yang dideklarasikan oleh KAMMI atau Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, salah satu organisasi yang menaungi mahasiswa muslim tersebut merupakan suatu hal yang mesti bagi generasi yang gandrung akan keadilan dan menginginkan perubahan. Dan perlu ditegaskan konsep intelektual profetik bukanlah sebuah omong kosong belaka. Konsep intelektual profetik merupakan konsep pemikiran cerdas yang pantas disandangkan sebagai prototipe karakter yang bisa diadopsi sebagai konsep jati diri setiap manusia. Sebuah konsep yang bisa menjadi pilot project (proyek percontohan) bagi generasi penerus bangsa dalam menentukan identitas diri.
Ide penggabungan antara penalaran akal dengan penalaran wahyu merupakan ide yang sangat brilian. Ide luar biasa untuk keluar dari krisis ketimpangan alam. Suatu pemikiran tentang munculnya komunitas-komunitas dengan kapasitas keilmuwan yang mapan serta menguasai konsep penalaran wahyu yang akan menjadi penyeimbang kehidupan dan harmoni alam dari penafsiran nalar wahyu semata. Konsep gerakan intelektual profetik merupakan konsep yang harus dibudayakan agar muncul banyak individu-individu yang merupakan pionir perubahan ke depan. Dan dari individu-individu tersebut terbentuklah komunitas intelektual profetik. Yang pada tahap perkembangannya akan membentuk sebuah tatanan masyarakat cerdas. Tatanan masyarakat yang terdiri dari komunitas para intelektual profetik. Dan pada tahap puncaknya maka kejayaan gilang gemilang akan dicapai. Di mana sebuah tatanan dunia baru yang bebas dari ketimpangan dan konflik akan terbentuk.
Konsep intelektual profetik adalah adalah solusi atas permasalahan umat manusia pada saat ini. Dan pembudayaan terhadap pembentukan karakter intelektual profetik adalah sebuah proses percepatan menuju sebuah kejayaan. Dan sudah saatnya budaya konsumtif, korupsi, dan perbuatan lainnya ditinggalkan dan beralih kepada kebudayaan baru. Sebuah kebudayaan yang akan membawa indonesia kepada gerbang kemerdekaan yang sesungguhnya pada khususnya dan umat manusia secara umum.
Sumber: http://agusfajribinnajamuddin.blogspot.com/2010/07/intelektual-profetik-pilot-project.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar